Minggu, 25 Maret 2012

" Atoni Pah Meto" mari tuliskan Riwayat Suku atau Marga masing-masing agar kekayaan sejarah tak hilang


Terdorong dari adanya banyak  penulis Ceritra Rakyat  Timor, yang bukan orang asli Timor, sehingga sering kali ceritra yang ditulis sedikit keluar dari yang sebenarnya, dan sebagai contoh ada ceritra dengan judul " Moa Hitu Makluk Raksasa " yang menggambarkan "Moa Hitu" sebagai Binatang Raksasa, hal ini sungguh membuat suatu kekeliruan besar dan sangat menggores hati kami sebagai "Atoni Pah Meto" apalagi ceritra rakyat ini secara budaya, masih dikeramatkan oleh  suku Sole di Timor Barat, dimana suku ini  sampai sekarang merupakan satu-satunya suku yang memberi sapaan khusus kepada "Moa  Hitu" sebagai "Nai Mnasi"....Untuk itu, ketika membaca Ceritra dengan judul "Moa Hitu" yang dilukiskan sebagai Binatang Raksasa, maka saya terdorong untuk meluruskanya sambil mengingat tuturan turun-temurun dari dalam Suku Sole,  yang sering didongengkan oleh kakek-nenek saya, dimana mereka mengakui bahwa "Moa Hitu" adalah bagian dari Leluhur suku Sole.......dan untuk itu saya ingin melanjutkan ceritra ini sebagaimana yang dituturkan oleh kakek-nenek saya, sekedar untuk memperkaya atau mendekatkan pembaca pada ceritera yang lebih tepat......
Memang sebagai orang Timor, saya mengakui bahwa selama berabad-abad, sejarah Timor dan sejarah Suku-Suku, yang biasanya disampaikan lewat tuturan adat secara lisan atau disebut "Natoni" menjadi sebuah "TUAH" atau "SENJATA" yang tidak boleh dibuka dengan sembarangan kepada sembarang orang (rahasia tiap suku)....Hal ini TABU bagi orang TIMOR, sebagaimana ungkapan Orang Timor Barat (Atoni Pah Meto) yang menyatakan bahwa " Au ka teke kauf he kae he tek au teka "   atau  " Au ka teke kauf he kae he tek au kan ku" bahwa setiap tuturan terkait Riwayat atau sejarah masing-masing suku adalah "SENJATA"  atau yang disebut sebagai "FANU" dan karenanya tidak boleh sembarangan di pakai karena bisa berdampak buruk, bahkan membawa kematian. Tetapi hal ini akhir-akhir ini, justru membawa kerugian terhadap kelestarian kekayaan budaya ini, terlebih tradisi-tradisi lisan karena tidak dapat tercatat, kecuali yang sempat ditulis oleh bangsa-bangsa asing. Apalagi sekarang ini, bayak para tetua sudah meninggal dunia dan generasi muda dari "Atoni Pah Meto" sudah banyak yang tidak lagi mendapat warisan ceritra turun-temurun ini, oleh  karenanya untuk melestarikan kekayaan budaya agar TIDAK HILANG ditelan waktu maka saya mencoba menuliskan beberapa tuturan ceritera yang sempat dibagikan oleh para LELUHUR SAYA juga yang menjadi "RAHASIA UMUM" bagi orang TIMOR BARAT......
Mengapa saya menyebutkan rahasia umum ?........karena sesungguhnya para tetua adat di TIMOR BARAT,masih ada yang mengetahui sejarah suku mereka masing-masing, tetapi karena kawin mawin yang sudah bervariasi antar suku sehingga beberapa sejarah kemudian tidak dituturkan, bahkan ada yang ceritra atau tuturan sejarahnya hanya menonjolkan suku-suku tertentu, dan cenderung tidak diakui oleh suku-suku yang lain. Untuk itu saya mengajak semua orang TIMOR untuk menulis apa saja yang sempat dituturkan oleh nenek moyang masing-masing secara turun-temurun, bukan lagi untuk saling menonjolkan diri masing-masing suku, tapi lebih pada bagaimana meninggalkan kekayaan budaya bagi generasi berikutnya.

Ok. tunggu saja posting saya tentang " MOA HITU, atau NEON NARUK" .............Ceritra Rakyat TIMOR........

Tidak ada komentar: